Hantu Legenda yang Berasal dari Aceh Menurut Paranormal Tangerang
Menurut penuturan beberapa Paranormal Tangerang, setiap tempat memiliki cerita dan cerita hantu sendiri. Ragam cerita dan cerita hantu yang ada di mana-mana mengikuti budaya masyarakat yang sebagian atau seluruhnya berkembang di daerah tersebut.
Al-Hussaini Ismail, dalam bukunya Buroeng: Analisis Historis-Fenomenologis dan Kaitannya dengan Spiritualitas, Dinamisme dan Hinduisme dalam Masyarakat Islam Aceh (1990), menyatakan bahwa asal usul cerita dan dongeng hantu berasal dari berbagai versi tradisi lisan.
Rusdi Sufi dkk dalam Tribal and Cultural Diversity in Aceh (2004) menulis lebih lengkap tentang jenis-jenis hantu khas Aceh. Spesies dibedakan berdasarkan habitat, kepercayaan, dan morfologi. Hantu Aceh menurut tempat tinggalnya adalah :
- Baluem beudé atau Baluem Bili
Menurut penuturan beberapa Paranormal Tangerang, hantu ini tinggal di koala (sungai) dan pantai. Saat Baluem Biri muncul, muncul tikar merah menyala di permukaan air. Hantu ini diyakini bertanggung jawab atas banyak kasus tenggelam.
- Orang Bunian
Menurut penuturan beberapa Paranormal Tangerang, hantu coklat ini sering tinggal di hutan. Biasanya mengganggu mereka yang memasuki hutan. Gejala orang yang diganggu oleh hantu jenis ini disebut meurampȏt atau berhubungan dengan makhluk halus. Orang yang tidak berpengalaman biasanya harus ditato dan orang pintar mendapatkan moraga.
- Ié Beuna
Ié Beuna adalah hantu laut atau hantu laut. Menurut penuturan beberapa Paranormal Tangerang beberapa warga lokal Aceh percaya bahwa tsunami disebabkan oleh hantu tersebut, beberapa penulis Aceh menggunakan istilah ye beuna bukan semon.
- Sane
Menurut penuturan beberapa Paranormal Tangerang, Sane adalah hantu yang diyakini hidup dan menggenang di rawa-rawa dan sungai yang tidak berair. Beberapa orang menyebut Sane Môn Tuha atau sumur tua tak terpakai. Môn Tuha terletak di hutan tempat tinggal meujén atau jin.
- Beuno
Beuno terutama suka mengganggu orang yang tidur telentang. Pion jatuh ke tubuh korban hingga sulit bergerak dan bernapas. Kejadian ini biasanya disertai dengan gejala seperti melihat patung berwarna hitam jatuh di atas atau di dekat tubuh orang tersebut.
Orang Aceh menyebutnya diginton Beuno, sementara sebagian orang di Indonesia menyebutnya kelumpuhan, kalangan medis menyebutnya kelumpuhan tidur.
- Jén Apui
Meski namanya terdengar kuno, pengalaman bertemu Jén Apui masih sering diceritakan. Menurut penuturan beberapa Paranormal Tangerang, hantu jenis ini berbentuk bola api yang mengambang dan menyala. Berbeda dengan jenis hantu lainnya, Jén Apui cenderung agresif atau jahat.
Pengalaman bertemu hantu ini terkadang disinggung dalam cerita-cerita pengejaran hantu hingga kabur dan buang air kecil. Namun, ada juga cerita tentang hantu yang ditemukan melayang di atas sawah seperti api kecil, dan jika Anda mengikutinya, mereka akan menghilang dengan cepat.
- Geuntuet
Kisah sosok hantu terakhir sangat tidak biasa dan bisa dengan mudah ditemukan di Internet. Guntuet diyakini sebagai hantu yang suka mengerjai anak kecil, terutama saat matahari terbenam. Seorang anak diculik dan dibawa ke atas pohon.
Menurut penuturan beberapa Paranormal Tangerang, Guntuet suka memakan bagian tubuh anak-anak yang diculiknya. Guntout juga dikatakan terlihat seperti kurcaci pada awalnya, tetapi seiring waktu tumbuh sedemikian rupa sehingga ia harus memiringkan kepalanya untuk melihat bagian atas tubuhnya.
Padahal, Aceh masih memiliki berbagai dongeng dan cerita hantu lainnya yang berkembang dari masa ke masa, ada yang dikisahkan sebagai penjaga tempat angker seperti jembatan kuno.